Adakah teman-teman yang mendapat tugas untuk pentas drama, tapi belum punya naskah? Saya punya beberapa naskah drama yang bisa dipakai, lho... d(^_<)
MARI JAGA LINGKUNGAN
Di
gerbang sekolah pada jam pulang sekolah, kira-kira pukul 12.30, Rika dan Nina
sedang berjalan sambil meremas kertas dan semacamnya kemudian membuangnya
begitu saja. Alisa yang berada di dekat situ langsung membentak mereka.
Alisa : (Berjalan mendekati mereka) “Hei!! Sudah
kubilang kalau buang sampah jangan sembarangan!!” (menunjuk kertas yang mereka
buang)
Rika : (Sedikit terkejut) “Iiikh… apa urusannya sama
kamu, sih? Toh, nanti pak tukang kebun juga bersihin ini,”
Alisa : (Menunjuk pada Rika dan Nina) “Dengar, ya!
Bumi ini bukan tempat sampah, tahu! Dan lagi kalian nggak boleh mengandalkan
pak tukang kebun begitu! Cepatan ambil sampah kalian dan buang di tempatnya!
Nggak lihat disitu ada tempat sampah?” (menunjuk tempat sampah di dekat mereka)
Nina : “Kamu ini cerewet banget, sih!”
Alisa : (Melotot) “Nggak dengar apa yang aku bilang,
ya?!”
Nina : “Hiih… oke, oke, kubuang sekarang, nih!”
(memungut sampah kertas tersebut)
Alisa : (Mendengus kesal) “Huh!!” (berjalan menjauh)
Rika : (Membuang sampah di tempatnya) “Hmp,
lagi-lagi si Alisa marah-marah,”
Nina : “Yah, nggak tahu, deh! Buruan, Rik, sebelum
kena marah si Putri Galak itu lagi,”
(Meninggalkan
gerbang sekolah bersama-sama)
Beberapa
saat kemudian, Tomi berjalan melewati gerbang sambil meremas pembungkus makanan
ringan. Ia hendak membuang sampah secara sembarangan, namun ia melihat Alisa
yang menatap tajam ke arahnya.
Tomi : “Eh… ng…” (tersenyum nyengir, kemudian
terdiam)
Alisa : (Mendongakkan kepala perlahan) “Tomiii…..”
Tomi : (Membuang sampah di tempat sampah dan berjalan
menjauh sambil tersenyum nyengir dan membentuk huruf ‘V’ dengan jarinya)
Alisa : “Huh!! Dasar anak zaman sekarang!”
Esoknya
pada jam istirahat pertama, Rika, Nina dan Tomi sedang berkumpul di dalam kelas
8-E. Nina berdiri di sebelah Rika, sedang Tomi dan Rika duduk di kursi yang
agak berjauhan.
Rika : “Aku sebal banget sama Alisa! Tiap hari
marah-marah terus,” (melipat tangan)
Nina : “Yah, bukan cuma kamu. Aku juga, lho!”
(berkacak pinggang)
Rika : “Enaknya diapain, yaa? Hei, Tomi! Kamu punya
ide?”
Tomi : (Mengangkat bahu) “Entahlah,”
Reon : (Masuk ke kelas) “Tumben kumpul-kumpul, ada
acara apa, nih?”
Nina : “Reon, kebetulan banget, nih!”
Reon : “Ng? Ada apa, sih?”
Rika : (Saling pandang dengan Nina) “Begini, nih,
Alisa itu sering banget marah-marah, cerewet banget, pokoknya bikin kesal,
deh!”
Reon : “Jadi?”
Nina : “Yah, kamu kan Ketua Kelas, coba kamu
nasehatin dia,”
Reon : “Kenapa nggak lapor ke guru? Toh, ruang BK
siap dengar keluhan kalian,”
Suasana
hening sejenak.
Tomi : “Ng, maaf, bukannya mengejek, tapi mereka
nggak berani lapor ke guru,”
Reon : “Ooh…” (melirik Rika dan Nina)
Rika : “He.. he… he… (menggaruk-garuk kepala)
Reon : “Yah, kita bahas sama Alisa nanti saja
sepulang sekolah. Oke?”
Rika : “Oke!” (beranjak dari kursi)
Nina : “Sip!” (mengacungkan jempol)
Tomi : “Yah, terserah,” (beranjak dari kursi)
Reon : “Kamu juga ikut, Tomi!” (berkata tegas)
Tomi : “O, oke…” (langsung gugup)
Siang
hari kira-kira pukul 13.00, para siswa dan beberapa orang guru sudah pulang. Di
kelas 8-E, Rika, Nina, Tomi, Reon dan Alisa berkumpul. Alisa, Rika, dan Tomi
duduk di kursi, Nina berdiri di sebelah Rika, dan Reon berdiri bersandar pada
dinding.
Alisa : “Jadi, ada masalah apa?”
Rika : “Pura-pura nggak tahu lagi. Kami lagi kesal
sama kamu, tahu!”
Alisa : (Menaikkan sebelah alis) “Hah? Maksudmu?”
Nina : “Kamu sering marahi kami cuma karena hal
sepele, kan?”
Alisa : “Ooh.. maksudmu soal kemarin?”
Rika : “Tuh, kamu sudah tahu. Kami nggak terima
banget kamu marahi hanya gara-gara sampah,”
Alisa : (Menghela napas) “Hmmh…”
Reon : “Jadi, tadi aku dimintai tolong sama mereka.
Bisa jelaskan, Alisa?”
Suasana
hening untuk beberapa saat.
Alisa : (Memandangi Rika dan Nina) “Yang kulihat
kemarin, kalian buang sampah sembarangan. Seandainya Bumi ini penuh dengan
sampah, kamu mau tinggal dimana?
Semua diam
seribu bahasa, suasana hening kembali.
Rika : “Ta, tapi kan, ada petugas kebersihan juga!” (berusaha
membela diri)
Alisa : “Apa karena ada petugas kebersihan kalian
bisa buang sampah seenaknya?”
Rika : “A.. aku…” (gugup, tidak berani menjawab
pertanyaan Alisa)
Nina : “Meski begitu, kau nggak perlu marahi kami,
kan?”
Alisa : “Oke, aku tahu caraku salah, jadi aku minta
maaf. Aku langsung emosi melihat kalian buang sampah sembarangan gara-gara
masalah yang sering timbul di negeri kita saat ini. Kalian tahu?”
Nina : “Masalah? Masalah.. apa?”
Alisa : (Memandangi Rika dan Nina) “Kalian tak tahu? Padahal,
sudah tak terhitung manusia yang membuang sampah di sembarang tempat. Mereka mengotori
lingkungan, merusak lingkungan, juga mencemari lingkungan. Kalian tahu keadaan
pegunungan dan perbukitan di sini, saat ini? Gersang dan tandus, hutan-hutan
banyak yang gundul. Kenapa? Karena manusia yang tak bertanggung jawab menebang
hutan, tapi mereka tak mereboisasinya. Mereka juga membuang sampah di sungai,
membuang limbah rumah tangga di sungai yang akhirnya menyumbat aliran sungai
dan membunuh makhluk hidup sungai. Kawasan industry mencemari udara, air,
tanah, juga suara. Asap pabrik yang membumbung ke atas membuat atmosfer
memanas, sehingga suhu bumi terus meningkat setiap tahunnya.”
Rika : (Bingung) “Terus, apa hubungannya sama kita?”
Alisa : “Kalau begitu kutanya, kau bernapas?” (menunjuk
pada Rika)
Rika : “Ya jelaslah!”
Alisa : “Apa yang kau hirup untuk bernapas?”
Rika : “Udara, dong! Begitu saja nggak tahu. Huh!
Payah banget!” (nada sombong)
Alisa : “Darimana kamu mendapat udara untuk
bernapas?”
Rika : (Berpikir sejenak) “Dari… alam?” (menjawab
dengan ragu)
Alisa : “Lebih tepatnya tumbuhan. Oksigen dihasilkan
oleh tumbuh-tumbuhan. Bayangkan jika tumbuhan seperti pohon ditebang, apa yang
akan kau hirup?
(Rika
kebingungan, ia dan Nina tertunduk lesu)
Reon : “Benar juga, ya. Kalau pohon-pohon ditebang
dan tidak diganti dengan tanaman baru, hal itu akan mengurangi jumlah oksigen
di Bumi. Dan, kalau oksigen makin menipis, itu akan sangat berbahaya bagi
kehidupan,”
Alisa : “Benar. Sampai sekarang pun, manusia tak
sadar bahwa merekalah yang merusak alam dan dunia yang mereka tinggali. Mereka
tak menyadari betapa berdosanya mereka jika merusak alam, padahal mereka bisa
hidup karena alam dan lingkungan pemberian Tuhan. Bisa kalian bayangkan, jika
alam marah, Tuhan marah? Tuhanlah yang akan mengadili manusai-manusia berdosa
itu.”
Atmosfer
di kelas itu menjadi tegang dan sangat hening. Tidak ada yang berani berbicara.
Alisa : (Beranjak dari kursinya dan berpindah tempat)
“Gunung-gunung meletus mengeluarkan awan panas yang merusak, menghancurkan,
bahkan membunuh apa saja yang dilewatinya. Gempa mengguncang bumi, tsunami
tinggi menerjang, tanah longsor terjadi di perbukitan gundul, menimbun mereka
yang berdosa dan yang tak berdosa. Kau bisa bayangkan hanya karena seorang
berbuat salah, mereka yang tak berdosa pun turut celaka? Apa kau tak merasa
sedih akan berita itu? Itulah yang terjadi jika mereka yang tak bertanggung
jawab terus merusak alam!”
Suasana
masih terasa hening. Reon, Rika, dan Tomi masih menunduk.
Nina : “Seburuk itu… kah?”
Alisa : “Hal itu bisa jadi lebih buruk lagi,”
Nina : (Terkejut) “A, apa?!”
Alisa : “Karena itulah, kita harus menjaga dan
melestarikan alam, kita tak boleh merusak alam! Harusnya kita berterima kasih
pada alam, karena alam itulah kita bisa bertahan hidup.”
Suasana
masih hening.
Rika : “A… aku janji! Aku nggak akan buang sampah
sembarangan lagi!”
Nina : “A.. aku juga! Aku nggak mau tempat tinggalku
dipenuhi sampah!”
Tomi : (Tersenyum) “Aku juga!”
Reon : “Aku juga, dong!”
Alisa : “Kalian…” (senyumnya mengembang)
Reon : “Nah, akhirnya aku nggak perlu turun tangan,
kan?”
Rika : “He.. he.. iya, ya,” (tersenyum nyengir
sambil memegang kepala)
Reon : “Oke, kita pulang sekarang, yuk!” (beranjak
dari tempatnya)
Tomi : “Ya, ya,” (ikut beranjak dari kursinya)
Alisa : “Tunggu! Ada yang ketinggalan!”
Rika : “Apa?” (berdiri)
Alisa : “Untuk teman-teman, aku berpesan, jangan
buang sampah sembarangan, ya. Jagalah lingkungan agar tetap bersih, sehat, dan
lestari, agar kita yang tinggal di sana akan merasa nyaman. Oke, deh, itu saja
yang ketinggalan. Pulang, yuk!
Semuanya : “Daaah, teman-teman…!”
-( SELESAI)-
terima kasih banyak.
BalasHapusNaskah drama 6 orang tentang pendidikan = 4 cewek dan 2 cowok.
BalasHapusIjin copas y kak. Terima kasih
BalasHapus